Thursday, December 3, 2009

Ucok Sempat Bentuk AKA Reformasi di Kediri  

Ketika kebanyakan orang berpikir dari latest cheat, apa yang muncul dalam pikiran adalah dasar biasanya informasi yang tidak terlalu menarik atau menguntungkan. Tapi ada lebih banyak ke latest cheat dari sekadar dasar.

Kamis, 03 Desember 2009 | 14:00 WIB

TEMPO Interaktif, Kediri - Kematian Ucok AKA Harahap karena serangan kanker paru-paru pada Kamis (3/12) pagi menyisakan kenangan tersendiri bagi masyarakat Kediri. Vokalis Dua Kribo itu sempat membangun kembali kejayaannya di rumah Suko Susilo meski akhirnya tumbang oleh zaman.

Ditemui di rumahnya di Jalan Welirang Nomor 31 Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Suko Susilo mengurai satu per satu perjalanan Ucok hingga terdampar di rumahnya. Perkenalan Suko dengan penyanyi bernama asli Andalas Datoe Oloan Harahap ini berawal dari kehadiran Ucok sebagai bintang tamu di Radio BRASS FM milik Suko pada 2007. œItulah awal saya mengenal Ucok lebih dekat, kata Suko saat membongkar barang pribadi Ucok yang tertinggal di rumahnya, Kamis (3/12).

Suko sendiri merasa heran ketika suatu saat Ucok memohon kepadanya untuk tinggal bersamanya di Kediri. Proses kepindahan itu berlangsung dramatis ketika Ucok terbaring tak berdaya karena serangan kanker prostat. Hanya ditemani sahabatnya, Pardi Artin, yang juga gitaris grup band The Gembel alias Gemar Belajar, Ucok menjalani hari-harinya di kamar sempit rumahnya di Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. œDia menghiba untuk tinggal bersama saya di Kediri, kata Suko yang memutuskan membawanya malam itu juga.

Setelah dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran Kediri selama tiga hari, Ucok resmi menjadi anggota keluarga baru Suko Susilo. Untuk membangun semangat hidup Ucok, Suko yang juga musisi dan pengusaha percetakan ini mendirikan studio dan kafe di kawasan wisata Goa Selomangleng. Bahkan di tempat ini pula Ucok sempat membentuk grup band AKA Reformasi atau AKAR yang digawangi Suko Susilo, Pardi Artin, Wiwit, dan Ucok sebagai pemain keyboard.

Tak hanya itu, Suko Susilo dan istrinya, Binti Rachmawati, juga membantu mempublikasikan Ucok di sejumlah pagelaran musik. Namun karena selera pasar yang telah berubah, frekuensi manggungnya bisa dihitung dengan jari. Karena itu Ucok masih menyandarkan kebutuhan hidupnya kepada keluarga Suko Susilo. œPertunjukan Ucok sudah tidak menjual lagi, kata Suko.

Anda mungkin tidak mempertimbangkan segala sesuatu yang baru saja Anda baca untuk menjadi informasi penting tentang latest cheat. Tapi jangan kaget jika Anda menemukan diri Anda sendiri mengingat dan menggunakan informasi ini dalam beberapa hari mendatang.

Ucok pun hanya menjadi bintang tamu acara kecil seperti halal bi halal dan arisan. Panggung megah yang sempat dia kuasai bersama Achmad Albar pada dekade 1970-an telah bergeser menjadi rumah ke rumah. Bahkan dalam suatu kesempatan manggung di acara yang cukup prestisius di monumen Simpang Lima Gumul, jumlah penonton setia Ucok tak lebih dari 25 orang saja. Padahal kala itu Ucok tengah menyuguhkan pertunjukan wajibnya yakni dikunci dalam peti mati.

Selama kurun waktu satu tahun tinggal di rumah itu, Suko mengaku tidak pernah melihat kedatangan kerabat Ucok ke rumahnya selain perayaan ulang tahun Ucok ke-67 bulan Mei 2008. Satu-satunya keluarga yang masih peduli pada penyanyi legendaris itu hanyalah adik perempuannya, Noersjamsiah, yang kini tinggal di Belanda. œDia masih kirim uang untuk kebutuhan Ucok, kata Suko.

Sayangnya di penghujung usianya yang mulai senja, Ucok meninggalkan keluarga Suko Susilo dengan cerita buruk. Setelah diusir warga karena terpergok bersama perempuan di kafenya, Ucok memutuskan pergi ke Surabaya dengan status nikah siri.

Dalam dokumen petikan tanda perkawinan yang dikeluarkan Pengadilan Negeri Surabaya, Ucok terlahir sebagai anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Ismail Harahap dan Fransina Frederika Mahieu. Ucok memiliki tiga adik yakni Radja Abdul Muntalib, Noersjamsiah, dan Abdul Rachman.

Dokumen tersebut merupakan salah satu dari barang pribadi Ucok yang tertinggal di rumah Suko. Selain itu terdapat satu set alat musik dan sepeda motor Binter Mercy bernomor polisi L 6837 DD warna ungu. œSaya akan membuat museum peninggalan Ucok, kata Suko.

HARI TRI WASONO

Nah, itu tidak sulit sama sekali, bukan? Dan kau telah memperoleh kekayaan pengetahuan, hanya dari mengambil beberapa waktu untuk mempelajari kata-kata seorang pakar pada latest cheat.

No comments:

Post a Comment