Saturday, April 25, 2009

Peta Lokasi Rencana Kegiatan Penambangan Sirtu

DAFTAR GAMBAR


Gambar 2.1 Peta Lokasi Rencana Kegiatan Penambangan Sirtu / Tanah Urug
sdr. ALI KUSNADI di Desa Gedangan Kec. Kutorejo Kab. Mojokerto
7
DAFTAR LAMPIRAN


Lampiran 1 Pernyataan Melaksanakan Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan

DAFTAR TABEL

DAFTAR TABEL




Tabel 1 Identifikasi Dampak Yang Diperkirakan Akan Terjadi
Tabel Upaya Pengelolaan Lingkungan Tahap Pra Penambangan
Tabel 3 Upaya Pengelolaan Lingkungan Tahap Penambangan
Tabel 4 Upaya Pengelolaan Lingkungan Tahap Pasca Penambangan
Tabel 5 Upaya Pemantauan Lingkungan Tahap Persiapan Penambangan
Tabel 6 Upaya Pemantauan Lingkungan Tahap Pelaksanaan Penambangan
Tabel 7 Upaya Pemantauan Lingkungan Tahap Pasca Penambangan

URAIAN RENCANA KEGIATAN

DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Identitas Pemrakarsa
1.2 Identitas Penyusun
1.3 Latar Belakang
1.4 Tujuan Penyusunan
1.5 Dasar Hukum

BAB II URAIAN RENCANA KEGIATAN
2.1 Lokasi Wilayah Pertambagan
2.2 Cadangan dan Rencana Produksi
2.3 Peralatan dan Tenaga Kerja
2.4 Kegiatan Penambangan

BAB III KOMPONEN LINGKUNGAN DAN DAMPAK YANG AKAN TERJADI
3.1 Komponen Lingkungan
3.2 Prakiraan Dampak Yang Akan Terjadi

BAB IV UPAYA PENGELOLAAN DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
4.1 Upaya Pengelolaan Lingkungan
4.2 Upaya Pemantauan Lingkungan
LAMPIRAN
PERNYATAAN MELAKSANAKAN UKAL DAN UPL
FOTO LOKASI

pengajuan permohonan Surat Ijin Pertambangan Daerah

Sesuai Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor 155 Tahun 1994, maka dalam rangka pengajuan permohonan Surat Ijin Pertambangan Daerah (SIPD) atas bahan galian Gologan C (Sirtu/tanah urug) 2 Ha di Dusun Pagerwojo, Desa Gedangan, Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto dibuat dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL). Penyusunan Dokumen UKL dan UPL ini mengacu pada keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 3887.K/008/MPE/1995, tanggal 2 Mei 1995 tentang Pedoman Teknis Penyusunan UKL dan UPL Pertambangan Bahan Galian Golongan C dan Keputusan Kepala Dinas Pertambangan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor 06 Tahun 1997, tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Dokumen UKL dan UPL Usaha Pertambangan Bahan Galian Golongan C di Jawa Timur. Dokumen UKL dan UPL ini merupakan informasi rona lingkungan awal tapak penambangan, prakiraan dampak, kesanggupan dan rencana yang akan dilaksanakan oleh pemrakarsa dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan akibat kegiatan pertambangan yang akan dilakukan. Pada kesempatan ini, tak lupa kami sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, masukan dan saran, sehingga penyusunan Dokumen UKL dan UPL dapat terselesaikan.



Surabaya, 2008



Pemrakarsa

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL)

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (UKL)
DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (UPL)


PENAMBANGAN GOLONGAN C (TANAH URUG/SIRTU)
DI DUSUN PAGERWOJO. DESA GEDANGAN, KEC. KUTOREJO, KAB. MOJOKERTO


PERNYATAAN MELAKSANAKAN
UPAYA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN




Kami yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ALI KUSNADI
Alamat : Ds Peterongan RT. 01 Kec. Kutorejo Kab. Mojokerto
Jabatan : Pengusaha

Dengan ini menyatakan, bahwa :
1. Kami bersedia melakukan pengelolaan lingkungan akibat kegiatan penambangan Sirtu yang kami lakukan sebagaimana yang tercantum dalam UKL dan UPL ini dan bersedia dipantau / Dievaluasi oleh pihak yang berwenang sesuai peraturan yang berlaku;
2. Kami bersedia melengkapi atau memperbaiki dokumen UKL dan UPL ini apabila dikemudian hari terjadi perubahan / perkembangan yang mendasar terhadap kegiatan yang bersangkutan maupun perubahan daya dukung lingkungan;
3. Apabila kami lalai tidak melaksanakan UKL dan UPL ini kami bersedia bertanggungjawab dan ditindak sesuai peraturan yang berlaku.



Mojokerto, 2008
Yang membuat pernyataan,



ALI KUSNADI











TAHUN 2008

Macam-macam bunyi pantulan

Macam-macam bunyi pantulan
Bunyi pantul yang memperkuar bunyi asli
Apabila seseorang berbicara di dalam suatu ruangan kecil, maka suara yang terdengar akan lebih keras dibandingkan dengan apabila orang tersebut berbicara diruang terbuka, misalnya lapangan. Akibatnya bunyi pantul terdengar bersamaan dengan bunyi asli sehingga bunyi asli akan terdengar lebih keras.

Pita Suara pada Manusia

Alat –alat yang bekerja berdasarkan resonansi
a. Pita Suara pada Manusia
Apabila berbicara, kitga bisa mengatur suara kita tinggi / rendah. Yang bereperan terhadap terjadinnya suara pada manusia adalah pita suara bergetar. Getaran ini diperkuat oleh kotak suara yang beresonansi dengan pita suara pada frekwensi sama tetapi amplitudo lebih besar sehingga kita dapat mendengar suara yang nyaring.


b. Suara Bintang
Seekor katak dapat mengeluarkan suara nyaring, sebab adanya udara yang digelembungkan di bawah mulutnya sehingga beresonansi.
c. Selaput tipis pada telinga
Selaput gendang pada telinga sangat tipis sehingga mudah beresonansi.

Resonansi Pada Kolom Udara

Resonansi Pada Kolom Udara
Ketika kaleng kosong digetarkan dengan dipukul, udara didalam kolong ikut bergetar (Beresonansi), berdasarkan hasil percobaan diatas pada panjang udara tertentu terdengar bunyi yang paling nyaring pada nada panjang kolom udara tertentu pada terdengar bunyi yang paling lemah. Ternayata resonansi terjadi pada saat tinggi kolom udara dalam tabung ¼ , ¾, 5/4, dan seterusnya yang merupakan kelipatan dari ¼.

RESONANSI

RESONANSI

Getaran dari garpu tala A menyebabkan garpu tala B yang memiliki frekwensi yang sama ikut bergetar, sedangkan garpu tala C memiliki frekwensi yang berbeda sehingga tidak ber getar. Peristiwa itu tersebut disebut dengan resonansi. Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda akibat dari bergetarnya benda lain yang memiliki frekwensi yang sama. Apabila bandul A diayunkan, maka bandul E akan berayun sedangkan bandul B,C,D dan F tetap diam. Karena frekwensi bandul A dan E sama, maka bandul E diakatakan beresonansi dengan bandul A.

HUKUM MARSENNE

 HUKUM MARSENNE
Seorang ahli fisika kebangsaan prancis bernama Marsenne (1588-1648) menyelidiki hubungan frekwensi yang dihasilkan oleh senar yang bergetar dengan panjang senar, penampang senar, tegangan senar, dan jenis senar. Alat yang digunakannya disebut Sononetor

WARNA BUNYI ( TIMBRE)

 WARNA BUNYI ( TIMBRE)
Pada saat seorang wanita dan seorang pria menyanyi dengan frekwensi yang sama, maka kita masih dapat mendengar perbedaan antara suara wanita dan pria tersebut. Contoh lain, pada saat dua alat musik, misalnya gitar dan piano. Dimainkan pada frekwensi yang sama, maka bunyi yang dihasilkan akan berbeda. gabungan nada bunyi antara nada dasar dan nada atas yang menyertainya disebut warna bunyi (timbre), warna bunyi merupakan dari dua bunyi yang memiliki frekwensi yang sama tetapi terdengar berbeda.

KUAT BUNYI

 KUAT BUNYI
Perbedaan cara Penarikan senar gitar tersebut menghasilkan amplitudo. A.) yang berbeda, tetapi frekwensinya sama sehingga menghasilkan kuat bunyi yang berbeda. b.) makin besar amplitudo getaran, maka semakin kuat bunyi yang dihasilkan.

Karakteristik Bunyi

Karakteristik Bunyi

 NADA
Bunyi yang teratur memiliki frekwensi getaran tertentu. Bunyi dengan frekwensi getaran tertentu disebut nada. Bunyi dengan frekwensi getaran yang tidak teratur disebut desab. Apabila dua buah garpu tala sepertu pada gambar 5.8 yang masing-masing berfrekwensi 268 Hz dan 388 Hz digetarkan, maka garpu tala yang berfrekwensi 268 Hz akan menghasilkan nada yang lebih rendah.
Makin besar frekwensi getaran, maka semakin tinggi nada yang dihasilkan. Untuk mengetahui bentuk gelombang bunyi yang dihasilkan oleh suatu sumber bunyi dapat di gunakan alat yang disebut Osiloskop dapat mengubah gelombang bunyi menjadi sinyal-sinyal listrik yang kemudian muncul pada Osiloskop.

Frekwensi Getaran

Frekwensi Getaran
Telinga manusia normal hanya mampu mendengar frekwensi bunyi yang berksiar antara 20 Hz, sampai 20.000 Hz. Bunyi dengan rentang frekwensi tersebut di sebut audiosonik. Bunyi yang frekwensinya kurang dari 20 Hz disebut bunyi infrasonik dan yang berfrekwensi lebih dari 20.000 Hz (20 KHz) disebut bunyi Ultra Sonik.
Ajing akan terbangun dari tidurnya apabila ia mendengar langkah manusia walaupun sangat pelan. Sehingga anjing dimanfaatkan sehingga penjaga rumah / penyidikan kriminalitas. Kelelawar dapat mengeluarkan gelombang Ultra Sonik saat ia terbang. Bunyi merupakan gelombang longitudinal yang berasal dari getaran yang merambat melui medium dari sebuah sumber bunyi. Oleh karena itu, hubungan antara cepat rambat, panjang gelombang dan frekwensi bunyi adalah U =

Ket V : Cepat rambat bunyi (m/s)
X : Panjang Gelombang bunyi (m)
F : Frekwensi bunyi ( Hz)
T : Periode (S)