Jakarta, (tvOne). Polri melakukan kerjasama investigasi dengan beberapa instansi terkait kasus Gayus HP Tambunan. Instansi tersebut yakni KOmisi Pemberantasan Korupsi, Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK), Kejaksaan Agung (Kejagung) dan Direktorat Jenderal Pajak. "Polri saat ini melakukan joint investigation atau investigasi gabungan dengan instansi lain terkait kasus Gayus," kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Polri Kombes Pol Boy Rafli Amar di Jakarta, Jumat, (14/1). "Penyelidikan dilakukan untuk menindaklanjuti terkait kasus di bidang perpajakan tersebut, sementara proses penyelidikan yang dilakukan Polri sudah berjalan," kata Boy. Selanjutnya investigasi gabungan akan disinergikan dengan temuan yang diperoleh atau hasil dari instansi-instansi tersebut, kata Kabag Penum. If your mobil keluarga ideal terbaik indonesia facts are out-of-date, how will that affect your actions and decisions? Make certain you don't let important mobil keluarga ideal terbaik indonesia information slip by you.
"Kita berharap koordinasi ini akan mempermudah untuk mendapatkan fakta-fakta terkait adanya dugaan penyimpangan yang selama ini dikatakan didedikasikan sebagai suatu kegiatan yang terkait dengan perpajakan yang ditangani oleh saudara Gayus Tambunan," kata Boy. Saat ini, PPATK menelusuri keberadaan harta yang diduga milik mantan pegawai Ditjen Pajak Gayus Tambunan di empat negara, yaitu Singapura, Malaysia, Cina dan Amerika Serikat. "Kita sedang berkoordinasi dengan Singapura, Malaysia, Makau (China), plus US," kata Ketua PPATK Yunus Husein di Jakarta, Kamis (13/1). Yunus yang juga anggota Satgas Pemberantasan Mafia Hukum mengatakan, pihaknya telah mengirimkan surat kepada pimpinan Polri, Kejaksaan Agung dan KPK agar membuat surat permintaan penyelesaian kasus hukum secara timbal balik atau Mutual Legal Assistance (MLA) dengan negara-negara tersebut. Yunus menambahkan penarikan aset Gayus melalui mekanisme MLA itu terutama harus dilakukan dengan negara-negara tetangga Indonesia. Yunus membenarkan bahwa ada indikasi sejumlah aset Gayus disimpan di negara lain. "Ada indikasi kuat di salah satu negara tetangga kita," kata Yunus tanpa bersedia menyebut nama negara dan nilai aset yang tersimpan. Gayus diduga terlibat dalam kasus dugaan mafia perpajakan. Dia semakin menjadi bahan pemberitaan karena pergi ke beberapa tempat, meski telah berstatus tahanan. Gayus bahkan diduga menyamar ketika membuat paspor. Gayus diduga berada di Makau pada 22-24 September 2010, kemudian berangkat lagi pada tanggal 30 September 2010 dan 2 Oktober 2010 ke Kuala Lumpur dan Singapura. (Ant)
"Kita berharap koordinasi ini akan mempermudah untuk mendapatkan fakta-fakta terkait adanya dugaan penyimpangan yang selama ini dikatakan didedikasikan sebagai suatu kegiatan yang terkait dengan perpajakan yang ditangani oleh saudara Gayus Tambunan," kata Boy. Saat ini, PPATK menelusuri keberadaan harta yang diduga milik mantan pegawai Ditjen Pajak Gayus Tambunan di empat negara, yaitu Singapura, Malaysia, Cina dan Amerika Serikat. "Kita sedang berkoordinasi dengan Singapura, Malaysia, Makau (China), plus US," kata Ketua PPATK Yunus Husein di Jakarta, Kamis (13/1). Yunus yang juga anggota Satgas Pemberantasan Mafia Hukum mengatakan, pihaknya telah mengirimkan surat kepada pimpinan Polri, Kejaksaan Agung dan KPK agar membuat surat permintaan penyelesaian kasus hukum secara timbal balik atau Mutual Legal Assistance (MLA) dengan negara-negara tersebut. Yunus menambahkan penarikan aset Gayus melalui mekanisme MLA itu terutama harus dilakukan dengan negara-negara tetangga Indonesia. Yunus membenarkan bahwa ada indikasi sejumlah aset Gayus disimpan di negara lain. "Ada indikasi kuat di salah satu negara tetangga kita," kata Yunus tanpa bersedia menyebut nama negara dan nilai aset yang tersimpan. Gayus diduga terlibat dalam kasus dugaan mafia perpajakan. Dia semakin menjadi bahan pemberitaan karena pergi ke beberapa tempat, meski telah berstatus tahanan. Gayus bahkan diduga menyamar ketika membuat paspor. Gayus diduga berada di Makau pada 22-24 September 2010, kemudian berangkat lagi pada tanggal 30 September 2010 dan 2 Oktober 2010 ke Kuala Lumpur dan Singapura. (Ant)
No comments:
Post a Comment