Sleman, (tvOne) Sejumlah pengungsi bencana Gunung Merapi meninggalkan tempat penampungandi Stadion Maguwoharjo, Kabupaten Sleman karena mulai kehabisan uang. "Hampir satu bulan berada di pengungsian rasanya jenuh, dan kami butuhuang untuk hidup serta biaya sekolah anak," kata salah seorang pengungsiwarga Dusun Kaliurang Timur, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem,Kabupaten Sleman, Suradi, Selasa (30/11). Menurut dia, dirinya sudah sekitar lima hari pulang ke rumahnya yanghanya berjarak sekitar tujuh kilometer dari puncak Gunung Merapi. If you find yourself confused by what you've read to this point, don't despair. Everything should be crystal clear by the time you finish.
"Kami mencoba mencari pekerjaan serabutan, dan kebetulan saat ini banyakpemilik pondok wisata di Kaliurang yang akan membersihkan tempatusahanya yang terkena abu vulkanik Merapi. Lumayan satu hari bisamendapat RP40 ribu, sehingga dapat untuk biaya hidup dan biaya sekolahanak," katanya. Hal yang sama juga dilakukan Ismunanto warga Kaliurang lainnya. Iamemilih pulang ke rumahnya karena merasa jenuh di pengungsian mandiri dikawasan Gentan, Kecamatan Ngaglik, Sleman. "Kami bersama dengan 30 pengungsi mandiri lainnya memilih pulang kerumah karena kurangnya perhatian pemerintah terhadap posko mandiri.Logistik untuk keperluan makan di posko mandiri sudah habis. Daripadasusah makan di posko pengungsian, lebih baik berada di rumah sendiri,dan saya akan mencoba mencari pinjaman uang di bank," katanya. Ia mengatakan untuk menata kembali hidup keluarganya, dirinya hanya akanmengandalkan uang pinjaman dari bank, karena sumber ekonomi keluargaselama ini yakni sapi perah sedang tidak menghasilkan karena stresakibat erupsi Merapi. "Sapi saya stres dan tidak menghasilkan susu, paling cepat tiga bulanlagi kondisi sapi baru normal, dan menghasilkan susu kembali," katanya.
"Kami mencoba mencari pekerjaan serabutan, dan kebetulan saat ini banyakpemilik pondok wisata di Kaliurang yang akan membersihkan tempatusahanya yang terkena abu vulkanik Merapi. Lumayan satu hari bisamendapat RP40 ribu, sehingga dapat untuk biaya hidup dan biaya sekolahanak," katanya. Hal yang sama juga dilakukan Ismunanto warga Kaliurang lainnya. Iamemilih pulang ke rumahnya karena merasa jenuh di pengungsian mandiri dikawasan Gentan, Kecamatan Ngaglik, Sleman. "Kami bersama dengan 30 pengungsi mandiri lainnya memilih pulang kerumah karena kurangnya perhatian pemerintah terhadap posko mandiri.Logistik untuk keperluan makan di posko mandiri sudah habis. Daripadasusah makan di posko pengungsian, lebih baik berada di rumah sendiri,dan saya akan mencoba mencari pinjaman uang di bank," katanya. Ia mengatakan untuk menata kembali hidup keluarganya, dirinya hanya akanmengandalkan uang pinjaman dari bank, karena sumber ekonomi keluargaselama ini yakni sapi perah sedang tidak menghasilkan karena stresakibat erupsi Merapi. "Sapi saya stres dan tidak menghasilkan susu, paling cepat tiga bulanlagi kondisi sapi baru normal, dan menghasilkan susu kembali," katanya.
No comments:
Post a Comment