Surakarta, (tvOne). Wakil Presiden Boediono meminta kepada generasi muda untuk dapat menjaga negara dan bangsa Indonesia agar tidak sampai cerai-berai dengan meningkatkan persatuan dan kesatuan. "Jagalah dan rawat jangan sampai negara Indonesia tercerai-berai di tangan generasi muda," kata Wapres Boediono saat menyampaikan pidatonya dalam peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-82 di Stadion Manahan Surakarta, Kamis, (28/10). Hadir dalam acara itu Menpora Andi Mallarangeng, Mendiknas M Nuh, Menag Suryadharma Ali, serta Menteri Pemberdayaan Perempuan dan PA Linda Amalia Sari. Wapres mengatakan, bangsa Indonesia saat ini masih berdiri kukuh dan sumpah pemuda tetap dipegang teguh, tapi bukan berarti tidak ada tantangan bagi pemuda. Boediono menilai tantangan pertama adalah tantangan alam mengingat bangsa Indonesia mendapat kekayaan alam yang melimpah dari Tuhan. "Alam Indonesia benar-benar cantik. Astronot Tiongkok yang datang ke saya mengatakan Indonesia dari atas angkasa luar seperti untaian mutiara yang indah dan kekayaan alam melimpah," kata Wapres. Tapi, ingat Wapres, berkah ini datang bersama tantangan alam mengingat letak geografis Indonesia berada di atas titik api dan berada diatas lempeng benua yang selalu terjadi ada gesekan dan gempa dari waktu ke waktu. Untuk itu, Boediono mengatakan, pemerintah dan masyarakat harus siap siaga walaupun tidak ada bencana. "Datangnya bencana seperti gunung meletus dan gempa tidak ada yang tahu pasti kapan akan terjadi, sehingga kita harus terus siap siaga," kata Boediono. You can see that there's practical value in learning more about mobil keluarga ideal terbaik indonesia. Can you think of ways to apply what's been covered so far?
Ditambahkan Wapres, tantangan harus dijawab dengan kerja keras, harus ada perbaiki manajemen bencana nasional dan pemerintah siap dapat masukan untuk perbaikan solidaritas semua. Dalam hadapi bencana alam masyarakat tidak punya pilihan lain selain bahu-membahu sebagai bangsa Indonsia dan makin menguatkan solidaritas. "Kita tidak boleh menimbang sedetik pun bencana, seluruh bangsa turut merasakan dan membantu mengatasinya," kata Wapres. Mengenai tantangan kedua, Wapres menunjuk dengan adanya berbagai perubahan yang sedang terjadi peradaban umat manusia yang cepat bukan saja melanda indonesia tapi umat manusia dunia, menyangkut sosial, ekonomi, politik antar kelompok, negara dan bangsa. "Orang menyebut sebagai globalisasi," kata Boediono. Wapres melihat banyak bangsa lain tertatih hadapi globalisasi karena tidak siap hadapi krisis. Dalam tempo 12 tahun ini, tambah Boediono, umat manusia ada dua kali krisis yang tidak saja ubah ekonomi tapi juga rombak total tatanan ekonomi, sosial dan politik. Indonesia, ungkap Wapres, pernah terpukul krisis tahun 1998 dan kala itu orang meragukan Indonesia bisa tegak berdiri. Tapi nyatanya Indonesia mampu bertahan dan kunci sukses adalah sumpah pemuda dari warisan pendiri bangsa yang sangat mengagumkan. "Walaupun majemuk kita tetap bertahan pegang janji satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa," kata Wapres. Menpora Andi Mallarangeng mengatakan, peringatan Sumpah Pemuda dilaksanakan dalam suasana keprihatinan karena terjadi beberapa bencana. Saat ini bencana yang terjadi antara lain banjir bandang di Wasior, meletusnya Gunung Merapi, dan tsunami di Kepulauan Mentawai. Namun Andi mengungkapkan, kejadian tersebut justru memperkuat semangat Sumpah Pemuda seperti yang dikumandangkan 82 tahun yang lalu. kejadian itu diharapkan menumbuhkan semangat satu nusa dan satu bangsa. Andi juga mengharapkan tumbuh semangat senasib sepenanggungan di kalangan pemuda. Pada kesempatan itu Andi juga mengatakan bahwa saat itu banyak pemuda yang telah menunjukkan prestasi di segala bidang. Di bidang seni dan budaya, katanya, kalangan muda membuat Indonsia menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Sementara itu politisi muda berpengaruh juga bermunculan dan pemuda juga muncul di bidang hukum dan pemberantasan korupsi. Pada kesempatan peringatan itu juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman mengenai pemberian bantuan biaya pendidikan pemuda berprestasi. Nota kesepahaman ditandatangani oleh Menpora, Mendiknas M Nuh, dan Deputi BUMN. (Ant)
Ditambahkan Wapres, tantangan harus dijawab dengan kerja keras, harus ada perbaiki manajemen bencana nasional dan pemerintah siap dapat masukan untuk perbaikan solidaritas semua. Dalam hadapi bencana alam masyarakat tidak punya pilihan lain selain bahu-membahu sebagai bangsa Indonsia dan makin menguatkan solidaritas. "Kita tidak boleh menimbang sedetik pun bencana, seluruh bangsa turut merasakan dan membantu mengatasinya," kata Wapres. Mengenai tantangan kedua, Wapres menunjuk dengan adanya berbagai perubahan yang sedang terjadi peradaban umat manusia yang cepat bukan saja melanda indonesia tapi umat manusia dunia, menyangkut sosial, ekonomi, politik antar kelompok, negara dan bangsa. "Orang menyebut sebagai globalisasi," kata Boediono. Wapres melihat banyak bangsa lain tertatih hadapi globalisasi karena tidak siap hadapi krisis. Dalam tempo 12 tahun ini, tambah Boediono, umat manusia ada dua kali krisis yang tidak saja ubah ekonomi tapi juga rombak total tatanan ekonomi, sosial dan politik. Indonesia, ungkap Wapres, pernah terpukul krisis tahun 1998 dan kala itu orang meragukan Indonesia bisa tegak berdiri. Tapi nyatanya Indonesia mampu bertahan dan kunci sukses adalah sumpah pemuda dari warisan pendiri bangsa yang sangat mengagumkan. "Walaupun majemuk kita tetap bertahan pegang janji satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa," kata Wapres. Menpora Andi Mallarangeng mengatakan, peringatan Sumpah Pemuda dilaksanakan dalam suasana keprihatinan karena terjadi beberapa bencana. Saat ini bencana yang terjadi antara lain banjir bandang di Wasior, meletusnya Gunung Merapi, dan tsunami di Kepulauan Mentawai. Namun Andi mengungkapkan, kejadian tersebut justru memperkuat semangat Sumpah Pemuda seperti yang dikumandangkan 82 tahun yang lalu. kejadian itu diharapkan menumbuhkan semangat satu nusa dan satu bangsa. Andi juga mengharapkan tumbuh semangat senasib sepenanggungan di kalangan pemuda. Pada kesempatan itu Andi juga mengatakan bahwa saat itu banyak pemuda yang telah menunjukkan prestasi di segala bidang. Di bidang seni dan budaya, katanya, kalangan muda membuat Indonsia menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Sementara itu politisi muda berpengaruh juga bermunculan dan pemuda juga muncul di bidang hukum dan pemberantasan korupsi. Pada kesempatan peringatan itu juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman mengenai pemberian bantuan biaya pendidikan pemuda berprestasi. Nota kesepahaman ditandatangani oleh Menpora, Mendiknas M Nuh, dan Deputi BUMN. (Ant)
No comments:
Post a Comment